KISAH SEUNTAI KALUNG ...



Di awal kisah ada seorang pemuda ahli ibadah yang tengah kehabisan bekal dan kelaparan di kota Mekah. Tubuhnya limbung berjalan di sebuah gang di kota tersebut, tiba-tiba matanya tertuju kepada seuntai kalung emas yang nampak sangat mahal, di ambilnya kalung tersebut dan disimpannya dalam saku bajunya lalu ia pergi ke Masjidi Haram.

...
Tiba-tiba seorang lelaki paruh baya mengumumkan bahwa dirinya telah kehilangan seuntai kalung emas, dan ciri-ciri kalung tersebut sama persis dengan kalung yang ditemukan pemuda tadi. Pemuda itu berkata, "Aku yang menemukan kalung anda dan ini aku kembalikan." 

Kalungpun di berikan kepada laki-laki yang merasa memiliki tadi kemudian pemuda itu berlalu begitu saja tanpa sepatah kata pun apalagi untuk berharap imbalan uang dirham. Diantara rasa laparnya si pemuda itu berdoa,"Ya Rabb, aku biarkan semua itu untuk Mu, maka gantikanlah untukku sesuatu yg lebih baik dari-Mu."

Sesaat kemudian pemuda tersebut pergi ke laut menumpang sebuah perahu barang, ditengah perjalanan tiba-tiba badai menerjang kapal yang ditumpanginya hingga kapal tersebut karam. Tak seorangpun penumpang yang selamat dari musibah tersebut kecuali dia. Pemuda tersebut terkatung-katung di atas air dengan memeluk sebatang pohon hingga akhirnya ia terdampar di sebuah pulau.

Dengan tertatih pemuda tersebut berjalan menuju daratan, kemudian didapatinya sebuah mesjid dimana di dalamnya terdapat orang-orang yang tengah melaksanakan shalat, maka Pemuda itupun ikut shalat. Usai shalat, ia menemukan lembaran-lembaran kertas yang ternyata Al-Qur'an terdapat di dalam masjid tersebut.

Saat pemuda tersebut membaca Al-Qur'an lalu salah seorang jemaah berkata, "Apakah anda bisa membaca Al-Qur'an ?" "Ya," jawab pemuda tersebut. "Bisakah kiranya tuan mengajarkan kepada anak-anak kami membaca, dan menulis ? Dan kami akan membayar anda." Pinta seorang dari mereka, dan langsung disetujui oleh pemuda tersebut.

Selanjutnya mulailah pemuda tersebut mengajarkan cara membaca dan menulis Al-Qur'an kepada anak-anak penduduk pulau tersebut dengan menerima bayaran guna menyambung hidup. Hari-hari pun dilewati si pemuda di pulau tersebut.

Suatu ketika orang-orang penduduk pulau itu bercerita kepada pemuda tersebut bahwa ditempat mereka ada seorang gadis yatim putri seorang yang terkenal sangat baik dan telah meninggal dunia. Kemudian kepada pemuda tersebut oleh orang-orang penduduk pulau itu ditanyakan kesediaannya untuk menikahi gadis yatim tersebut. Dan lantas disetujui oleh si pemuda.

Pemuda tersebut akhirnya menikah dengan gadis yatim itu. Saat malam pertamanya, mata pemuda ini terbelalak dengan kecantikan istrinya itu, tak hentinya mengucap syukur kepada Allah yang telah memberikan karunia sebesar itu kepada dirinya.
 

Belum selesai rasa kagumnya itu, ia-pun dikejutkan lagi oleh seuntai kalung yang melingkar di leher istrinya persis sama dengan kalung yang pernah ditemukannya di Mekah dulu. Maka ia pun bertanya perihal kalung tersebut.

Kemudian diceritakan oleh istrinya. Dalam cerita ayahnya, bahwa ia pernah menghilangkan kalung tersebut di kota Mekah, saat itu kalung ini ditemukan seorang pemuda kemudian dikembalikan begitu saja tanpa pamrih.
 

Karena kejadian tersebut ayahnya selalu berdoa kepada Allah agar anaknya kelak dikaruniai suami seperti pemuda yg mengembalikan kalung emas itu.

Dan di akhir cerita, si pemuda itu berkata, "Wahai istriku... sayalah laki-laki yang menemukan kalung itu." Kini kalung itu berada di sisi pemuda tersebut dengan status halal, karena dia telah meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah menggantikannya dengan yang lebih baik.

Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali sesuatu yang baik pula.

Previous
Next Post »